Ketika
berbicara mengenai tulisan tentunya kita akan selalu mengatakan apa yang
menyebabkan terciptanya tulisan itu dengan cara bagaimana dan mengapa adanya
tulisan itu. Benar sekali sebuah tulisan tentunya dihasilkan melalui proses
menulis yang dilakukan oleh seseorang yang disebut penulis. Baik itu berisi ide
atau gagasan, informasi dan perasaannya pada saat itu.
Menulis
merupakan suatu kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan (informasi) secara
tertulis kepada pihak lain dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau
medianya. Aktivitas menulis melibatkan beberapa unsur, yaitu: penulis sebagai
penyampaian pesan, isi tulisan, saluran atau media dan pembaca (Dalman, 2014:
3).
Menulis
merupakan salah satu proses berkomunikasi, namun dalam hal ini hanya dalam
konteks tertulis saja tanpa adanya campur tangan secara lisan. Menulis
merupakan media atau alat untuk seseorang mampu berkomunikasi dan meluapkan ide
pikirannya. Tiap individu pastinya memiliki kepribadian dan kemampuan yang
berbeda-beda, karena kita semua tahu tentunya bahwa manusia itu unik. Sekalipun
manusia itu dilahirkan kembar bahkan mirip dalam wajah, belum tentu kedua
individu itu memiliki kemiripan dalam sifat dan kepribadiannya, bahkan bisa
saja kepribadian antara kedua individu kembar tersebut sangat bertolak
belakang.
Banyak individu
dalam hal meluapkan atau mengutarakan ide yang ada di benaknya atau informasi
yang dimilkinya yang memang setidaknya dikomunikasikan pada orang banyak melalui
berbagai cara. Seperti halnya dengan cara lisan dan tertulis. Banyak individu
yang mampu mengeluarkan idenya secara lisan yaitu berbicara di depan banyak
orang atau sebagian orang, ada juga yang memang dalam mengutarakan gagasannya
itu secara tertulis yaitu yang kita sebut menulis salah satunya.
Dalam proses
komunikasi di dalamnya tentu terdapat isi atau pesan yang akan disampaikan,
baik berupa informasi, ide maupun suatu permasalahan yang dialami oleh
individu. Dalam hal ini, menulis juga dapat menjadi media yang digunakan oleh
individu untuk mengeluarkan perasaan atau masalah yang dialaminya atau biasa
disebut curhat dalam bahasa masa kini, hal ini tentunya juga berlaku dalam
proses layanan bimbingan dan konseling islam, khususnya dalam proses konseling
dengan individu atau biasa disebut dengan klien.
Bahkan banyak
individu yang memang merasa tak mampu dalam mengutarakan masalahnya kepada
konselor baik karena merasa malu, susah mengutarakan lewat kata dan sebagainya.
Maka dalam hal ini seorang konselor, mampu memahami pada setiap keunikan
individu dan mampu memberikan layanan sesuai kemampuan pada individu tersebut.
Menulis tidak
hanya sebagai proses yang bisa dilakukan seorang individu yang memang
notabennya terkadang tidak semua individu menyukainya, akan tetapi ternyata
dalam islam sendiri telah dijelaskan mengenai suruhan menulis itu sendiri yang
terdapat dalam firman Allah SWT, yaitu terdapat pada QS.Al-Alaq: 4. Yang
berbunyi
الذي علم بالقلم
“Yang mengajar
(manusia) dengan perantaran kalam.”
Di ayat
tersebut sangat menjelaskan bahwasanya, menulis juga merupakan suatu perantara
atau media yang digunakan untuk mengajarkan manusia.
Layanan
bimbingan dan konseling islam merupakan layanan yang terbagi menjadi layanan
bimbingan, konseling atau keduanya yang berlandaskan islam. Seperti sudah
dikatakan di atas menulis mampu menjadi media konseli untuk mengungkapkan
masalahnya yaitu dengan melalui proses layanan konseling.
Konseling
adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli (disebut
konselor) kepada individu yang sedang mengalami masalah (disebut klien) dalam
upayya mengatasi problema kehidupannya secara
face to face (berhadapan muka satu sama lain) atau kontak
langsung dengan wawancara sesuai dengan keadaan individu yang dihadapinya
sehingga tercapai kebahagiaan hidupnya (Abror Sodik, 2015: 4)
Sedangkan
konseling islam adalah proses pemberian bantuan kepada individu agar menyadari
kembali eksistensinya sebagai makhluk Allah yang seharusnya dalam kehidupannya
senantiasa selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai
kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat (Aunur Rahim Faqih, 2001: 61-62).
Menulis yang
dilakukan individu juga mampu menjadi jalan media guna terlaksananya proses
layanan bimbingan dan konseling islam. Semisal ketika individu tersebut masih
kaku dan belum terlalu percaya atau malu terhadap konselor, dalam hal ini
konseli dianjurkan untuk menulis di secarik kertas tentang apa yang ada
dibenaknya dan lainnya. Semisal lagi terhadap konseli yang berkebutuhan khusus,
menulis sangat cocok untuk mereka yang lemah pendengarannya, serta dalam
berbagai cara seperti di media elektronik atau konseling secara tidak langsung.
Bahkan dalam
penelitian yang dilakukan oleh vemale di bidang kesehatan, bahwa menulis mampu
membantu mengeluarkan ekspresi terpendam dalam pikiran dan hati, menulis
membantu menyerap informasi lebih baik dan membuat belajar lebih dan mampu
meningkatkan kecerdasan emosional. Dalam hal ini, menulis mampu membantu
individu secara emosional yang akan menjadi lebih baik. Sehingga seorang
konselor mampu memahami bahwa hakikat menulis tidak hanya dilihat secara
fisiologis melainkan psikologis yang tentunya akan membantu konseli dalam
menyelesaikan permasalahan hidupnya guna mencapai kebahagiaan dunia dan
akhirat.

Silahkan berkomentar dengan sopan dan beradab :D
ConversionConversion EmoticonEmoticon