Konseling Keagamaan





A.    Hadis tentang Konseling keagamaan :
عَن اَ بِي هُرَ يرَ ةَ رَ. ض قَا لَ رَ سُو لُ ا للهِ ص.م  : كُلُّاإِ نسَا نٍ تَلِدُ هُ أُ مُّهُ عَلَى       ا لفِطرَ ةِ فَأَ بَوَا هُ يُهَوِّ دَا نِهِ وَ يُنَصِّرَا نِهِ وَ يُمَجِّسَا نِهِ فإ ن كا ن مسلمين فمسلم .        (ر واه مسلم)
Rasulullah bersabda : setiap orang dilahirkan ibunya dalam keadaan fitrah, setelah itu ayah ibunyalah yang menjadikannya yahudi, nasrani, atau majusi. Maka kedua orang tuanya itu muslim, maka (anak) akan menjadi seorang muslim (HR. Muslim)
B.     Uraian
Pada dasarnya sifat asal manusia adalah baik dan manusia ingin selalu kembali kepada kebenaran yang sejati (Allah) salah satu konsep yang menonjol berkenaan dengan konsep ini adalah fitrah. Fitrah manusia adalah mempercayai dan mengakui bahwa Allah sebagai Tuhannya. Dorongan ini adalah alamiah (biologis) sifatnya. Ini ada sebelum manusia di turunkan ke bumi.
وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَنِي آدَمَ مِنْ ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ ۖ قَالُوا بَلَىٰ ۛ شَهِدْنَا ۛ أَنْ تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَٰذَا غَافِلِينَ
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksi anter hadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadisaksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)",
Allah telah mengeluarkan dari sulbi adam dan keturunannya, generasi demi generasi sebelum mereka di turunkan ke dunia dan Allah mengambil kesaksiannya terhadap jiwa mereka dengan firmannya, “ bukankah aku ini tuhanmu?” jawab mereka : betul (engkau tuhan kami) kami menjadi saksi dan allah menyatakan bahwa ia mengambil kesaksian terhadap mereka akan kedudukannya sebagai tuhan, agar mereka pada hari kiamat dan mengatakan tidak tahu akan hal itu.
Dari sini tampak jelas bahwa dalam diri manusia kesiapan alamiah untuk mengenal Allah dan mengesakan Nya. Jadi pengakuan terhadap kedudukan Allah sebagai tuhan tertanam kuat dalam fitrahnya dan telah ada dalam relung jiwanya sejak zaman azali. (Djamaludin Ancok, 2001: 160)
Uraian di atas munasabah dengan kandungan hadis pokok tentang fitrah manusia. Sebenarnya fitrah manusia di sadari atau tidak akan merindukan tuhan sang pencipta dan pelidung Nya. Kebutuhan dasar spiritual sudah merupakan fitrah, dan suara fitrah itu  muncul terdengar dan menjerit memanggi ltuhannya manakala manuisa di hadapkan dengan malapetaka, kesulitan hidup atau sakit. Dalam kondisi yang demikian manusia selalu patuh, tunduk, tawakal dan tidak ingkar kepada Nya. Namun ketikatuhan memberikan kenikmatan sering kali manusia sering lalai oleh karena manusia hendaknya tetap berada pada agama yang lurus, yaitu islam, agar terpenuhi kebutuhan dasar spiritualnya, terhindar stress, depresi dan kecemasan sehingga tidak perlu melarikan diri pada penggunaan NAPZA  yang berakibat buruk tidak hanya pada dirinya, tetapi juga keluarga, masyarakat, dan pada gilirannya bangsa secara keseluruhan. ( Dadang Hawari, 1999: 492 )
Imam pada seseorang tidak konstan, tapi sealalu mengalami perubahan, naikturun, karena iman akan di uji keteguhannya oleh Allah SWT.
أحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لا يُفْتَنُونَ
Apakah manusia akan menduga bahwa mereka akan terhindar fitnah (cobaan) karena sudah mengatakan : kami sudah beriman.” (QS. Al Ankabut : 1 )
Aunur Rahim menerangkan bahwa cobaan-cobaan itulah yang kemudian menimbulkan problem problem keberagaman pada diri seseorang. Problem-problem keberagaman itu bias diri ciri sebagai berikut:
1.      Problem tidak beragamaan ( belom beragama)
2.      Problem pemilihan agama problem kegoyahan iman
3.      Problem karena perbedaan faham dan pandangan
4.      Problem mengenai ketidak fahaman mengenai ajaran agama
5.      Program pelaksanaan ajaran agama.
Mengingat banyak problem yang bisa di hadapi seseorang dalam kehidupan keberagamaannya maka jelaslah untuk membantunya mencegah dan atau mengatasi problem problem keagamaan. ( Aunur Rahim, 2004:62 )
Seorang konselor agama yang menjumpai kasus seperti ini, maka pertama-tama ia harus mampu mengetahui prinsip-prinsip keberagamaan dalam islam yang antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut:
1.      Pada dasarnya keyakinan agama itu tidak bias dipaksakan, keyakinan agama merupakan hak asasi bagi setiap orang.
لا ا كرا ه فى الد ين . ( البقر ة)
2.      Agama adalah hidayah Allah kepada manusia yang merindukan datangnya petunjuk, kepada siapa saja yang di kehendaki oleh Nya
إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ ۚ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
“Sesungguhnya kamu tidak akan dapat member petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah member petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.”
3.      Bahwa kaum muslimin ada yang tingkatannya mencapai derajat ulama, ada juga yang masih sebagai orang awam.
4.      Bahwa imam seseorang itu selalu di uji dalam perjalanan hidupnya.
5.      Sentral ajaran islam adalah tauhid, yakni menyakini bahwa Allah yang maha Esa itulah sang pencipta, pengatur, tempat meminta, pengasih dan penyayang dan tidak ada sesuatu pun yang menyamainya.
6.      Agama islam adalah agama yang sangat menghargai akal sampai dikatakan agama adalah akal. Konsekuensi lainnya terjadi perbedaan pendapat diantara pemeluknya, terutama perbedaan pendapat para ulama adalah masalah keagamaan.
7.      Sesungguhnya manusia itu memiliki kodrat sebagai makhluk yang lemah, suka berputus asa, suka terburu dan terbatas. Tetapi Tuhan menghargai manusia atas iman dan kemurniannya.
8.      Islam adalah agama yang sifat kebenarannya terbuka dan bias diuji, bukan rahasia yang di monopoli oleh ulama.
9.      Sikap dasar islam terhadap ahli kitab (yahudi dan nasrani adalah tidak boleh sepenuhnya mendustakan, tetapi tidak boleh sepenuhnya membenarkan, melainkan bersikap kritis, kepada Al-Qur’an senantiasa mengajak ke jalan yang benar.

قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْا إِلَىٰ كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَلَّا نَعْبُدَ إِلَّا اللَّهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ ۚ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُولُوا اشْهَدُوا بِأَنَّا مُسْلِمُونَ

Katakanlah hai ahli kitab marilah (berpegang) pada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak ada sekutukan dia dengan sesuatu pun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagaian yang lain sebagai tuhan selain Allah.  Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: “ saksikanlah bahwa kami orang orang yang berserah diri kepada Allah” ( mubarok, 2000: 132-140)
Previous
Next Post »

Silahkan berkomentar dengan sopan dan beradab :D
ConversionConversion EmoticonEmoticon