STRATEGI PENYUSUNAN PERKEMBANGAN KARIR
Diajukan untuk
Memenuhi Tugas Kelompok
pada Mata Kuliah BKI
Karir
Disusun Oleh :
KELOMPOK IV
No.
|
Nama
|
NIM
|
1.
|
Kasmi
|
15220018
|
2.
|
Endang Santika
|
15220048
|
3.
|
M. Rizki Anugrah Putra
|
15220082
|
Dosen Pengampu :
Abdul Latif, S.Sos.I., M.Pd.
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2017
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi
rabbil’aalaamiin. Puji dan syukur kami panjatkan atas
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan sehat yang tak terhingga
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tak lupa juga shalawat serta
salam kami curahkan kepada Nabi kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah
membimbing kita dari zaman kegelapan ke zaman yang terang benderang seperti
sekarang ini.
Dalam makalah ini yang berjudul “STRATEGI PENYUSUNAN
PERKEMBANGAN KARIR”, kami membuatnya berdasarkan dari berbagai
referensi yang berkaitan dengan mata kuliah bimbingan dan Konseling Karir. Semoga
makalah yang kami tulis ini dapat bermanfaat untuk semua dan dapat menambah
wawasan bagi kita semua pada khususnya bagi para pembaca.
Demikianlah yang dapat kami
sampaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, kami sangat
menyadari dalam makalah ini masih banyak sekali kekurangan, sehingga penulis
mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun demi perbaikan makalah ini
menuju yang lebih baik.
Yogyakarta,
20 Maret 2017
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR
ISI..................................................................................................... iii
BAB
I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar
Belakang .......................................................................... 1
B. Rumusan
Masalah...................................................................... 2
C. Tujuan
Penulisan........................................................................ 2
BAB
II PEMBAHASAN............................................................................. 3
A. Definisi
Strategi dalam Bimbingan Konseling Karir ................. 3
B. Sasaran
Strategi dalam Bimbingan Konseling karir................... 4
C. Bentuk-Bentuk
Strategi dalam Bimbingan Konseling Karir...... 4
BAB
III PENUTUP.................................................................................... 18
A. Kesimpulan............................................................................... 18
B. Kritik
dan Saran....................................................................... 18
DAFTAR
PUSTAKA....................................................................................... 19
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Perkembangan karir di era teknologi
saat ini sudah sangat pesat dan berkembang pula dalam dunia kerja. Dengan
bertambah dan berkembangnya ilmu dan pengetahuan sehingga bertambah pula
berbagai karir yang mampu dimiliki oleh setiap individu dengan catatan individu
tersebut pula mempunyai kualifikasi yang sesuai dengan kebutuhan di karir itu
sendiri.
Perkembangan karir tersebut tsaat ini sudah
tak asing lagi di dunia pendidikan, yang notabennya berkembang dengan adanya
penjurusan dalam pembelajaran terhadap
siswa yang nantinya akan diharapkan siswa tersebut mampu memilih karir yang
sesuai dalam minat dan bakatnya. Namun tak sedikit pula siswa yang mengalami
masalah dalam menentukan karirnya di kehidupan yang akan datang.
Maka dalam hal ini, diperlukan adanya
bantuan dari para guru atau pendidik khususnya guru pembimbing atau guru
Bimbingan dan Konseling Islam, dalam membantu siswanya yang mengalami masalah
dalam pemilihan karirnya terutama bagi siswa tingkat akhir. Guru bimbingan dan
konseling islam diharapkan mampu memberikan layanan yang dapat membantu
siswanya dalam menentukaan karir mereka tentunya, dalam hal layanan ini
tentunya diperlukan adnya strategi yang membantu menyukseskan layanan
perkembangan karir. Yang akan dibahas lebih dalam di makalah ini berikutnya.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
dari uraian latar belakang diatas penulis akan menjelaskan tulisan ini melalui
beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa
yang dimaksud dengan Strategi dalam Bimbingan dan Konseling Karir?
2. Siapa
saja sasaran dalam Bimbingan dan Konseling Karir ?
3. Bagaimana
bentuk-bentuk strategi dalam Bimbingan dan Konseling Karir?
C.
Tujuan
Penulisan
Berdasarkan
dari uraian rumusan masalah diatas dapat dilihat bahwa tujuan penulisan ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk
mengetahui dan memahami defenisi dari Strategi
dalam Bimbingan dan Konseling Karir .
2. Untuk
mengetahui dan memahami siapa saja sasaran dalam Bimbingan dan Konseling Karir.
3. Untuk
mengetahui dan memahami bagaimana Bagaimana bentuk-bentuk strategi dalam
Bimbingan dan Konseling Karir.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Defenisi
Strategi dalam Bimbingan dan Konseling Karir
Strategi bimbingan karir pada dasarnya adalah pola umum perbuatan pembimbing-klien
dalam wujud hubungan bantuan. Pembimbing menjalankan hubungan bantuan dengan
klien dalam artian bahwa ia bersedia dan berupaya menciptakan sistem lingkungan
yang kondusif atau yang memfasilitasi perkembangan klien untuk :
1.
memahami
dan menilai dirinya, terutama yang menyangkut potensi dasar (bakat, minat,
sikap, kecakapan dan cita-cita);
2.
menyadari
dan memahami nilai-nilai yang ada pada diri dan masyarakatnya;
3.
mengetahui
lingkungan pekerjaan yang berhubungan dengan potensi dirinya serta jenis-jenis
pendidikan dan pelatihan yang diperlukan untuk suatu bidang tertentu;
4.
menemukan
dan dapat mengatasi hambatan-hambatan yang disebabkan oleh faktor diri dan
lingkungannya; dan
5.
merencanakan
masa depan karir dirinya.
Dalam makna strategi bimbingan karir di atas, sekaligus terkandung
tujuan yang akan dicapai dan penempatan siswa sebagai pelaku karir (subjek).
Dalam pernyataan lain, siswa terbantu dalam pembuatan dan pelaksanaan rencana,
penilaian diri dan lingkungannya, demi mencapai kesuksesan perjalanan hidup
yang bermakna horizontal (bagi sesamanya) dan vertikal (untuk Tuhannya).[1]
B. Sasaran Strategi
dalam Bimbingan dan Konseling Karir
Makna strategi
di atas menunjukkan bahwa setiap strategi bersifat situasional atau dalam
penggunaannya bergantung pada matra sasaran (domain) perilaku siswa yang akan
dikembangkan. Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, pada gilirannya matra
sasaran dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1.
Sasaran
diri klien dengan segala karakteristik psiko-fisiknya;
2.
Sasaran
nilai-nilai (values) yang berarti ide atau gagasan konseptual tentang derajat
atau kadar kepentingan dalam kehidupan manusia;
3.
Sasaran
lingkungan efektif yang secara potensial berpengaruh terhadap diri klien;
4.
Sasaran
permasalahan, baik berupa penghambat maupun pendukung keberhasilan hidup klien
dan kemungkinan penanggulangannya; dan
5.
Sasaran
perencanaan dan keputusan karier yang didasarkan atas kemampuan untuk mengelola
sasaran (a) sampai dengan (d).[2]
C. Bentuk-bentuk
Strategi dalam Bimbingan dan Konseling Karir
Beberapa jenis
layanan bimbingan karir yang bisa diberikan kepada siswa di sekolah dan
madrasah antara lain:
1.
Layanan informasi tentang diri sendiri yang mencakup:
a.
Kemampuan intelektual
b.
Bakat khusus di bidang akademik
c.
Minat-minat umum dan khusus
d.
Hasil belajar dalam berbagai bidang studi
e.
Sifat-sifat kepribadian yang ada relevansinya dengan karir seperti
potensi kepemimpinan, kerajinan, kejujuran, keterbukaan dan lain sebagainya.
f.
Nilai-nilai kehidupan dan cita-cita masa depan
g.
Keterampilan-keterampilan khusus yang dimiliki siswa
h.
Kesehatan fisik dan mental
i.
Kematangan vokasional dan lain sebagainya.
2.
Layanan informasi tentang lingkungan hidup yang relevan bagi perencanaan
karir, yang mencakup:
a.
Informasi pendidikan (educational information)
b.
Informasi jabatan (vocational information)
c.
Informasi karir (career information)
3.
Layanan penempatan, yakni usaha-usaha membantu siswa merencanakan masa
depannya selama masih di bangku sekolah atau madrasah dan sesudah tamat, dalam
mengambil program studi tertentu sebagai studi lanjutan atau langsung bekerja.
Tujuan layanan ini adalah agar siswa menempatkan diri dalam program studi akademik dan lingkup kegiatan non-akademik,
yang menunjang perkembangannyadan semakin merealisasikan rencana masa depannya,
atau melibatkan diri dalam lingkup suatu jabatan yang diharapkan cocok baginya
dan memberikan keputusan kepadanya. Layanan penempatan mencakup:
a.
Perencanaan masa depan
b.
Pengambilan keputusan
c.
Penyaluran ke salah satu jalur studi akademik program kegiatan ekstra
kurikuler, program persiapan pra jabatan
d.
Pemantapan dan reorientasi apabila diperlukan
e.
Pengumpulan data dalam rangka penelitian terhadap mereka yang sudah tamat
sekolah.
4. Layanan orientasi untuk bidang pengembangan karir
mencakup: suasana, lembaga dan objek karir seperti kantor, bengkel, pabrik, pengoperasionalan
perangkat kerja tertentu dan lain sebagainya.[3]
Maka dari beberapa pemaparan materi mengenai bentuk-bentuk layanan
bimbingan karir di atas dapat ditarik kesimpulan bahwasanya dalam layanan
bimbingan karir terdapat empat bentuk layanan yaitu yang pertama layanan yang
diberikan konselor pendidikan berupa layanan pribadi tentang diri siswa yang
mengharuskan konselor untuk menggali informasi yang lebih jauh lagi terhadap
apa yang ada dalam individu baik berupa potensi, minat, bakat, sifat, kepribadian
dan lain sebagainya. Yang kedua yaitu layanan informasi mengenai lingkup hidup
yang relevan bagi perencanaan karir siswa baik berupa lingkup pendidikan,
jabatan dan lingkup jabatan lainnya. Ketiga, yaitu layanan penempatan yang
diberikan guna pemilihan karir baik bagi siswa yang masih di bangku sekolah
maupun yang sudah tamat, seperti pemilihan kerja, pemilihan perencanaan masa
depan dan lain sebagainya. Dan yang terakhir yaitu yang keempat, layanan
orientasi yang berupa untuk bidang pengembangan karir yang mencakup di bidang
lembaga, objek bidang karir seperti kantor dan sebagainya.
Untuk mencapai tujuan bimbingan karier, setiap dosen pembimbing memiliki
dan dapat menempuh strategi yang berbeda-beda; sesuai dengan latar belakang
pendidikan, keahlian dan kondisi objektif klien yang dihadapinya. Namun,
apabila dikelompokkan seluruh strategi yang dimaksud melingkupi: (1) strategi
instruksional; (2) strategi substansial/interpersonal; dan (3) strategi permainan.
1.
Strategi
instruksional merupakan bentuk penyelenggaraan bimbingan karir yang
diintegrasikan atau dipadukan dalam pengajaran (instruksional). Strategi ini
sangat sesuai dijalankan oleh tenaga pengajar. Strategi instruksional cenderung
bersifat informatif daripada pemrosesan informasi. Apabila kecenderungan yang
terakhir dijadikan fokus strategi, walaupun dijalankan oleh tenaga pengajar,
maka dapat diperoleh ketepatgunaannya. Strategi ini pada dasarnya bukanlah
penyelenggaraan bimbingan karier, melainkan pengajaran (instruksional) yang
menerapkan prinsipprinsip bimbingan karir dan lebih terfokur pada pemberian
informasi karir. Strategi bimbingan karir instruksional yang terpadu dengan
pembelajaran merupakan pemrosesan informasi karir secara klasikal atau kelompok
melalui penggunaan metode atau teknik-teknik pembelajaran, seperti : pengajaran
unit, home room, karyawisata, ceramah tokoh/nara sumber, media audio visual,
bibliografi, pelatihan kerja, career day, wawancara, dan paket bimbingan
karier.
2.
Strategi
substansial merupakan bentuk penyelenggaraan bimbingan karier melalui hubungan
interpersonal (antara pembimbing dengan klien). Strategi ini lazim dipergunakan
oleh dosen pembimbing dalam bentuk wawancara konseling. Untuk mempergunakan
starategi ini, diperlukan penguasaan teori dan praktik konseling, di samping
disiplin ilmu penunjang yang terkait. Termasuk ke dalam strategi ini ialah
teknik genogram dan konseling karier.
a.
Teknik
genogram. Istilah genogram mulai dipopulerkan oleh Rae Wiemers Okiishi (1987)
dalam tulisannya yang berjudul The Genogram as a Tool in Career Counseling
dimuat dalam Journal of Counselling and Development, Volume 66. Secara
etimologis, genogram berarti silsilah, yaitu gambar asal-usul keluarga klien
sebanyak tiga generasi. Penggunaan teknik genogram dilandasi oleh asumsi bahwa
ada pengaruh dari orang lain yang berarti (significant orther) terhadap
individu dalam identifikasi perencanaan dan pemilihan karir. Konselor atau
pembimbing berupaya mengidentifikasi orang yang berarti bagi diri klien. Pada
dasarnya penggunaan genogram ini lebih merupakan teknik awal untuk memasuki konseling
karir, oleh karena itu pelaksanaannya pun bersifat individual. Namun tidak
menutup kemungkinan, wawancara genogram dapat dipandang sebagai proses
konseling karir manakala dalam wawancara tersebut konselor (pembimbing)
menerapkan prinsip-prinsip dan teknikteknik konseling yang terfokus pada
pemecahan masalah karir klien. Penerapan teknik genogram ditempuh dalam tiga
tahap, yaitu : (1) konstruksi genogram, (2) identifikasi jabatan, dan (3)
eksplorasi klien. Ketiga tahap tersebut dapat dijelaskan berikut ini.
1)
Konstruksi
genogram
Proses ini merupakan tahap pertama untuk memetakan/membuat gambar
silsilah atau asal-usul keluarga klien sebanayak tiga generasi, yaitu generasi
klien, generasi oarangtua klien dan generasi kakek nenek klien. Seluruh angota
keluarga dari ketiga generasi yang diketahui oleh klien dibuat gambarnya;
konselor membuat gambar tersebut bersama-sama dengan klien. Gambar tersebut
hendaknya. memberi penjelasan hal-hal penting berkenaan dengan silsilah dari ketiga
generasi klien, dengan mencantumkan tanda atau simbol tertentu yang dapat difahami
oleh konselor dan klien.
2)
Identifikasi
jabatan
Pada tahap ini konselor bersama klien berupaya menelusuri bidangbidang
pekerjaan/jabatan yang ada pada anggota keluarga dari tiga generasi itu,
termasuk usaha yang ditempuh untuk memperoleh pekerjaan/jabatan, tingkat
keberhasilan, dan konsekuensinya dalam segala aspek kehidupan yang
bersangkutan.
3)
Eksplorasi
klien
Tahap ini memfokuskan kajian terhadap diri klien agar memperoleh pemahaman
diri dan lingkungan serta dapat merencanakan karirnya. Oleh karena itu, hal-hal
yang perlu dianalisis selama wawancara genogram adalah: (1) isi pengamatan diri
klien; (2) pemahaman lingkungan/dunia kerja; (3) proses pembuatan keputusan;
modelmodel pola hidup; dan (5) model-model okupasional. Sedangkan yang perlu
didiskusikan oleh dosen pembimbing dengan karyasiswa adalah : (1)
keberhasilan-keberhasilan anggota keluarga; (2) mobilitas anggota keluarga; (3)
pengelolaan waktu; dan (4) integritas diri.
b.
Konseling
karier
Ada beberapa teknik/pendekatan konseling karier yang dapat
diterapkan oleh dosen pembimbing. John Crites (1987) mengemukakan enam pendekatan
konseling karir, yaitu: (1) trait and factor career counseling, (2)
client-centered career counseling, (3) psychodynamic career counseling, (4)
developmental career counseling, (5) behavioral career counseling, dan (6)
comprehensive career counseling.
3.
Strategi
permainan, merupakan strategi alternatif penyelenggaraan bimbingan karir.
Strategi ini berlangsung melalui permainan, yang segaligus dalam setiap
permainan dapat menjangkau beberapa matra sasaran. Permainan adalah suatu
perbuatan atau kegiatan sukarela, yang dilakukan dalam batas-batas ruang dan
waktu tertentu yang sudah ditetapkan, menurut aturan yang sudah diterima secara
sukarela tapi mengikat sepenuhnya, dengan tujuan dalam dirinya sendiri,
disertai oleh perasaan tegang dan gembira, dan kesadaran lain daripada
kehidupan sehari-hari (Johan Huizinga, 1990: 39). Definisi tersebut menyiratkan
bahwa permainan memiliki ciri-ciri khas yang membedakannya dengan kegiatan
dalam kehidupan yang lain. Ciri-ciri khas dimaksud adalah: (1) permainan adalah
perbuatan yang bebas, artinya permainan dapat ditangguhkan atau dikesampingkan
setiap saat; karena ia dilakukan tanpa paksaan/tuntutan fisik apalagi kewajiban
moral, sehingga permainan melampaui jalannya proses alami; (2) permainan
bukanlah perikehidupan yang biasa atau yang sesungguhnya; ia merupakan suatu
perbuatan keluar dari sesungguhnya, dalam suasana kegiatan yang sementara
dengan tujuan tersendiri; (3) permainan memisahkan diri dari kehidupan biasa
dalam hal tempat dan waktu, oleh karenanya ia bercirikan tertutup dan terbatas.
Ia dimainkan dalam batasbatas waktu dan tempat tertentu, bermakna dan
berlangsung dalam dirinya sendiri, dimulai dan berakhir pada suatu saat
tententu, terdapat variasi aktifitas, serta dapat diulangi sesuai dengan
kebutuhan; (4) didalam ruang permainan berlaku tata-tertib tersendiri yang
mutlak, oleh karena itu lebih bercirikan menciptakan ketertiban atau
keteraturan, penyimpangan atas aturan tersebut dapat merusak proses dan nilai permainan.Berdasarkan
matra sasaran bimbingan karier yang inklusif dengan tujuan yang ingin dicapai,
dapat dikelompokkan jenis-jenis permainan sebagai berikut: (a) permaianan
ekspresi dan proyeksi diri; (b) permainan pilihan dan putusan nilai; (c)
eksplorasi dan identifikasi lingkungan; (d) diskusi isu dan aturan; dan (e)
analisis gaya hidup.
a.
Permainan
ekspresi dan proyeksi diri
Jenis permainan yang dapat dimasukkan ke dalam kelompok ekspresi,
adalah permainan yang berupaya mengungkapkan karakteristik, ciri atau
sifat-sifat diri pribadi secara langsung, baik dalam bentuk lisan, tulisan
maupun gerak-gerik isyarat. Sebagai contoh: (a) siswa menuliskan sifat-sifat
dirinya yang baik dan yang buruk; (b) menuturkan keadaan dirinya bila
menghadapi suatu situasi atau mengemukakan penilaian atas sifat-sifat diri yang
dibutuhkan untuk suatu jenis pekerjaan; (c) tebaktebakan tentang keadaan diri
bersama orang lain. Jenis permainan proyeksi diri merupakan permainan yang
berupaya menyingkap tabir atau selubung yang tersembunyi di balik ungkapan. Sebagai
contoh: siswa diminta pendapatnya, bila mereka mendapatkan sejumlah uang, akan
dipergunakan untuk apa. Di balik pendapatnya itu tersimpul nilai-nilai diri
yang mendasari prioritas tindakan penggunaan uang. Dapat juga dalam bentuk
karangan kepada sahabat imajiner, dan atau gambar/lukisan keadaan diri.
b.
Permainan
pilihan dan putusan nilai
Banyak jenis atau metode permainan ini. Namun yang menjadi prinsip
utamanya, adalah bagaimana individu menentukan prioritas serta mengambil suatu
keputusan tindakan, yang didasarkan atas nilai-nilai yang dimilikinya. Dalam
permainan ini, klien tidak dinilai atau dievaluasi apalagi “dicap” tertentu
oleh dosen pembimbing. Permainan semata-mata dilakukan untuk menegaskan “proses”
pemilihan dan mengambil keputusan yang paling penting dalam hidupnya. Contoh
jenis permainan ini: (a) pilihan objek wisata dan tempat liburan yang disenangi
beserta alasannya; (b) memilih kawan berbincang dalam suatu perjamuan; dan atau
(c) mengurutkan prioritas utama orang yang perlu diselamatkan dari kecelakaan,
dan sebagainya.
c.
Eksplorasi
dan identifikasi lingkungan
Kelompok permainan ini mengutamakan bantuan kepada klien, agar ia
mampu dan sanggup menjelajahi dan merinci lingkungan baik pendidikan maupun
pekerjaan, yang secara potensial sesuai dengan karakteristik diri pribadinya.
Sehingga wawasan karir di masa depan, tergambar dan dapat diambil oleh klien
sebagai alternatif pilihan. Sebagai contoh: siswa diajak untuk menganalisis
satu jenis pekerjaan mengenai syarat, sarana penunjang yang dibutuhkan,
komposisi kelompok atau sektor kerja yang sejenis, serta penentuan manfaat lain
dari adanya pekerjaan itu. Contoh lain, adalah menyimak tokoh-tokoh sukses; membandingkan
perjalanan hidup tokoh teladan dengan keadaan diri klien; kuis pesona atau
menembak tamu misteri tentang pekerjaannya, berdasarkan pertanyaan tentang
lingkungan kerja, peralatan yang dipergunakannya, dan sektor pekerjaan yang
melingkupinya.
d.
Diskusi
isu dan aturan
Permainan ini dilakukan dalam bentuk diskusi, dimulai dari pemilihan
dan penentuan masalah utama (isu) atau peraturan hidup yang dihadapi siswa atau
manusia umumnya. Setelah ditentukan, beberapa siswa secara sukarela diminta
tampil sebagai pembicara yang melontarkan pendapatnya atas isu dimaksud. Pada
giliran selanjutnya ditanggapi oleh hadirin; diakhiri dengan kesimpulan yang
bersifat umpan-balik bagi kehidupannya. Walaupun diskusi, namun masih tetap
dalam kerangka permainan yang bersifat tegang atau gembira, dengan tidak
melupakan ciri-ciri permainan di atas tadi.
e.
Antisipasi/prediksi
gaya hidup
Hal ini merupakan jenis permainan yang menekankan analisis atau terawangan,
cita-cita yang diangankan akan masa depan kehidupan siswa, keluarga maupun
pekerjaan dan keadaan dirinya, berdasarkan pengelolaan informasi diri dan
lingkungan, nilai serta permasalahan yang dihadapi sekarang ini. Sebagai
contoh: siswa dapat menuturkan citacitanya, kemudian ditanggapi oleh siswa lain
atau dosen pembimbing. Tanggapan itu yang memungkinkan siswa penutur melakukan pertimbangan,
mengungkapkan alasan keadaan dirinya sekarang. Contoh lain adalah siswa
menentukan pilihan jenis serta sifat orang yang sekiranya dapat menolong
dirinya di saat diperlukan dalam menghadapi kemelut hidup.[4]
Beberapa
strategi atau metode yang digunakan konselor dalam membantu mengembangkan karir
siwsa dengan tujuan agar siswa memiliki pemahaman tentang diri, lingkungan, serta berbagai
informasi yang diberikan konselor dengan menggunakan berbagai pendekatan agar
siswa merasa nyaman dalam mengikuti bimbingan karir khususnya dalam rangka
membantu perkembangan karir siswa. Dengan diberikannya berbagai metode, hal ini
melatih dan mengembangkan keterampilan dan kemampuan konselor dalam memberikan
usaha bantuan yang tidak hanya menggunakan metode ceramah dan diskusi saja.
Beberapa
strategi yang digunakan dalam perkembangan karir. Strategi atau metode dalam
perkembangan karir menurut Miller (dalam buku ulifa rahma). Metode-metode yang
digunakan adalah sebagai berikut:
1.
Achievement motivation training, metode yang digunakan dengan memberikan motivasi siswa untuk memeperoleh
kesuksesan, dengan dibantu untuk memahami karakteristik berprestasi tinggi dan
bagaimana siswa mencapainya.
2.
Assesment techniques, penggunaan yang terstandar dan teknik pengukuran yang lain untuk mengukur
karakteristik siswa.
3.
Behaviour modification techniques, metode yang digunakan konselor membantu siswa untuk mempelajari tingkah
laku yang diinginkan. Misalnya teknik-teknik yang digunakan: reinforcement,
behaviour contracts dan social modeling.
4.
Career days, hari-hari yang
tertentu yang dipilih dan ditetapkan untuk melaksanakan kegiatan yang berkaitan
dengan pengembangan karir.
5.
Creative experience, kreatif
adalah kapasitas siswa yang meliputi: sikap ingin tahu, banyak akal, berdaya
cipta, spontan dan terbuka. Para siswa diberikan pengalaman untuk mengembangkan
kreativitas.
6.
Decition making training, teori perkembangan karir menekankan pentingnya pengambilan keputusan yang
menekankan pada komponen-komponen: (1) eksplorasi dan klasifikasi-klasifikasi
nilai-nilai pribadi, (2) studi proses yang dapat dipelajari, (3) penggunaan
data diri pribadi (self) dan lingkungan.
7.
Economic and consumer education, program ini bertujuan: (1) membantu siswa memahami
struktur ekonomi masyarakat (indonesia) dan pengaruhnya pada individu, (2)
membantu siswa bahwa mereka tidak selalu menjadi pekerja, tetapi mereka juga
akan menjadi konsumer dan pelayan yang baik.
8.
Field trips, metode ini
merupakan pendekatan bimbingan karir yang diberikan kepada siswa dengan
memberikan kesempatan untuk mengadakan observasi kehidupan riil terhadap dunia
kerja.
9.
Group guidance and counseling, pemberian dan klasifikasi informasi yang dibutuhkan dalam perencanan
karir melalui konseling.
10. Individualized education, pendekatan pendidikan para siswa diminta
bertanggungjawab untuk mengatur kegiatan belajarnya sendiri. Peranan
konselor/guru mengorganisir sumber belajar, motivasi siswa dan memimpin
kelompok kecil dalam pengalaman belajar.
11. Intergroup education, menekankan pada sumbangan khusus dan kelompok budaya
yang beraneka macam membantu anggota kelompok budaya merasakan menghargai dalam
anggota kelompok.
12. Media, media merupakan macam-macam metode informasi
komunikasi yang meliputi tulisan, audio visual. Digunakan sebagai alat
informasi komunikasi dalam bimbingan.
13. Mobile service, layanan dalam bimbingan karir yang diarahkan pada
wahana yang terkandung dalam diri siswa sendiri. Materi informasi yang
diberikan tentang pendidikan dan jabatan, layanan ini memungkinkan siswa untuk
memahami informasi-informasi tersebut.
14. Occupational information
system, metode yang terorganisir
yang meliputi: pengumuplan, penggunaan, penarikan kembali dan menginterpetasi
informasi-informasi karir,
15. Placement, suatu program yang membantu siswa untuk memilih,
melaksanakan dan keberhasilan masuk pendidikan yang lebih tinggi atau mendapat
pekerjaan.
16. Prevocational exploratory
programs, program yang bertujuan
untuk membantu siswa untuk mengenal dan memahami hubungan antara sekolah dan
dunia kerja. Teori perkembangan karir menunjukkan bahwa para siswa membutuhkan
aplikasi pengalaman bimbingan karir dan kesempatan untuk mengungkapkan berbagai
macam-macam bidang pekerjaan agar dapat membuat keputusan yang berkaitan dengan
karir.
17. Role playing, merupakan suatu pendekatan dalam bimbingan karir
yang memberikan kesempatan kepada siswa memahami perilaku orang lain, daripada
dirinya sendiri dan berperilaku dengan suatu cara yang konsisten sebagaimana
persepsinay dalam suatu peranan tertentu.
18. Simulation, merupakan suatu teknik dalam bimbingan karir yang
memberikan kesempatan siswa untuk berpartisipasi dalam situasi paralel dengan
situasi kehidupan yang nyata.
19. Social modelling, para siswa diberi kesempatan untuk mempelajari
sikap-sikap dan perilaku yang baru dengan mengobservasi orang-orang yang
dikagumi dan mencontohkan sikap dan perilakunya.
20. Value clarification, suatu pendekatan pendidikan yang membantu para siswa
dalam proses menguji dan mengklarifikasi atau menjernihkan nilai-nilai
pribadinya.
21. Work experience programs, suatu program yang memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menggabungkan studi di kelas dengan pengalaman kerja dalam kehidupannya
atau dalam situasi kerja yang aktual.
22. Resource person, dalam memberikan informasi tentang karir dapat pula
dilakukan dengan mendatangkan orang-orang sumber untuk memberikan ceramah
mengenai pekerjaan tertentu.
Herr dan
stanley (dalam buku Ulifa Rahma) mengemukakamn pendekatan secara kelompok
merupakan teknik yang cukup efektif dan penting dalam pemberian bimbingan karir
di sekolah karena dapat memberikan bantuan layanan kepada siswa di sekolah.
Beberapa strategi konselor dalam mengembangkan karir siswa yang dapat digunakan
dalam pelaksanaan bimbingan karir di sekolah secara kelompok adalah sebagai
berikut:
1.
Paket belajar adalah salah satu teknik dalam membantu siswa dalam
memahami berbagai masalah yang berkaitan dengan diri dan masa depan. Penyajian
paket belajar bimbingan karir ini telah dirintis pelaksanaannya mulai tahun
1984. Buku paket bimbingan karir terdiri dari lima buah paket dosertai dengan
sebuah petunjuk bagi pelaksana. Paket bimbingan karir tersebut meliputi: (1)
pemahaman diri, (2) nilai-nilai, (3) pemahaman lingkungan, (4) hambatan dan cara mengatasi hambatan dan (5)
merencanakan masa depan.
2.
Career days adalah hari-hari tertentu yang dipilih untuk melaksanakan berbagai
kegiatan yang berhubungan dengan perkembangan karir. Beberapa aktivitas yang
dapat dilaksanakan pada career days di antaranya diskusi, demonstrasi,
pemutaran film, pameran dan lain-lain.
3.
Pengajaran unit adalah salah satu teknik dalam membantu siswa memperoleh
pemahaman tentang dunia kerja. Dalam kegiatan ini perlu sekali bekerjasama
dengan guru bidang studi. Karena unit-unit yang akan dilaksanakan dalam
pelaksanaannya pengajaran unit dapat diselenggarakan secara tersendiri atau
sebagai suatu bagian dari bidang studi. Misalnya unit-unit: “Pekerjaan di
Departemen Sosial”, “Pekerjaan Petani Cengkeh”, dan lainnya. Lamanya pengajaran
unit sangat bergantung pada luas atau sempitnya unit yang dipelajari.
4.
Home room adalah suatu
kegiatan-kegiatan yang dilakukan di dalam suatu ruangan atau kelas untuk
kegiatan bimbingan karir, dimana petugas bimbingan dan para siswa dapat
mengadakan hubungan yang lebih akrab dan hangat. Siswa dapat mengajukan
pertanyaan atau pendapat yang berkaitan dengan karir.
5.
Karyawisata adalah salah satu teknik dengan membawa siswa mengunjungi
objek yang ingin dipelajari. Siswa dapat mengenal langsung dari dekat tentang
situasi pekerjaan tertentu. Para siswa menghayat sendiri objek atau situasi
pekerjaan tersebut dengan jalan melihat, meraba, mendengar dan melakukan
sendiri segala sesuatu yang berkaitan dengan bidang pekerjaan yang sedang
dipelajari.
6.
Ceramah dari narasumber yaitu mendatangkan orang-orang sumber ke sekolah
untuk memberikan informasi tentang dunia kerja. Misalnya mengenai bagaimana
cara mengikuti testing penerimaan Taruna AKABRI, Secaba ABRI, bagaiman sistem
pendidikannya, bagaimana prospek masa depan dan sebagainya. Dalam hal semacam
ini, sekolah dapat mengundang Taruna AKABRI alumni sekolah yang bersangkutan
atau orang sumber lain yang mengetahui langsung informasinya.
7.
Latihan kerja adalah salah satu teknik dalam bentuk kegiatan latihan yang
diberikan kepada siswa dalam situasi kerja yang sesungguhnya, yang bertujuan
memberikan pengalaman praktis yang langsung kepada siswa dalam situasi
tertentu. Dengan adanya latihan kerja ini, siswa-siswa akan mendapatkan suatu
bentuk pendekatan teori dengan situasi praktek yang sebenarnya, sehingga
apabila nantinya mereka memasuki suatu bidang karir tertentu, mereka akan lebih
mudah untuk menyesuaikan diri dengan pekerjaan yang dihadapinya.
8. Kegiatan kurikuler adalah salah satu teknik yang
dikaitkan dengan bidang studi tertentu, yaitu dengan cara pemberian informasi
karir dapat dilakukan dengan melalui kegiatan kurikuler, artinya dikaitkan
dengan bidang studi tertentu.
Teknik
pendekatan individu dapat dilaksanakan melalui konseling. Konseling karir
merupakan teknik bimbingan karir melalui pendekatan individual dalam rangkaian
interview konseling. Tujuan dari konseling karir ialah memberikan bantuan
kepada siswa dalam memecahkan masalah-masalah pekerjaan, jabatan atau karir
secara individual sehingga siswa memiliki kemampuan untuk memahami dirinya,
memahami dunia kerja melalui suatu penyusunan rencana pengambilan keputusan
secara tepat.[5]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Strategi dalam
bimbingan dan konseling karir merupakan pola umum perbuatan pembimbing-klien
dalam suatu lingkup hubungan. Dalam melakukan layanan tentunya ada strategi
atau metode yang digunakan oleh seorang pembimbing agar tujuan dilakukan
bimbingan karir itu sendiri tercapai tujuannya yang dapat menjadikan siswa itu
mampu memahami, menyadari dan merencanakan kemampuannya di suatu bidang
tertentu.
Dalam
pelaksanaan strategi ada beberapa yang dapat dilakukan oleh pembimbing yang
diantaranya menurut miller seperti career days, creative experience dan
sebagainya seperti yang dijelaskan di atas. Maka, penting sekali agar memahami
strategi dalam layanan bimbingan karir supaya tercapai hakekat dari pelaksanaan
layanan tersebut, tentu strategi ini harus menyesuaikan berdasarkan kebutuhan
siswa.
B.
Kritik
dan Saran
Sebagai seorang pembimbing yang
profesional kita harus mempunyai kemampuan dalam hal memahami dan menangani
kebutuhan siswa dalam jenjang karirnya, maka dalam hal ini perlu adanya layanan
bimbingan dan konseling karir yang diberikan oleh seorang guru atau pembimbing
guna tercapainya individu yang mapan akan dirinya.
Pahamilah setiap karakteristik siswa sehingga mampu
melaksanakan bimbingan dan konseling karir sebaik mungkin dan mampu
menyesuaikan strategi apa yang akan diterapkan nantinya.
DAFTAR PUSTAKA
Rahma, Ulifa. 2010. “Bimbingan Karier Siswa”.
Malang: UIN Maliki Press.
Supriatna,
Mamat dkk. 2006. Wokshop
Bimbingan dan Konseling Politeknik Kesehatan, “Apa dan Bagaimana Bimbingan
Karir”. Tasikmalaya: UPI.
Ngalimun. “Bimbingan Konseling di SD/MI: Suatu Pendekatan Proses”.
Yogyakarta: Aswaja Pressindo.
Silahkan berkomentar dengan sopan dan beradab :D
ConversionConversion EmoticonEmoticon