Selanjutnya
freud membahas pembagian psikisme manusia: id
(terletak di bagian tak sadar) yang merupakan reseivorpulsi dan menjadi
sumber energi psikis. Ego terletak di antara alam sadar dan tak sadar) yang
bertugas sebagai penengah yang mendamaikan tuntutan pulsi dan larangan
superego. Superego (terletak sebagian di bagian sadar dan sebagian lagi di
bagian tak sadar) bertugas mengawasi dan menghalangi pemuasan sempurna
pulsi-pulsi tersebut yang merupakan hasil pendidikan dan identifikasi pada
orang tua.
Freud
mengibaratkan id sebagai raja atau ratu, ego sebagai perdana menteri dan
superego sebagai pendeta tertinggi. Id berlaku seperti penguasa absolut, harus
dihormati, manja, sewenang-wenang dan mementingkan diri sendiri, apa yang
diinginkannya harus segera terlaksana. Ego selaku perdana menteri yang
diibaratkan memiliki tugas harus menyelesaikan segala pekerjaan yang terhubung dengan
realitas dan tanggap terhadap keinginan masyarakat. Superego, ibaratnya seorang
pendeta yang selalu penuh pertimbangan terhadap nilai-nilai baik dan buruk
harus mengingatkan si id yang rakus dan serakah bahwa pentingnya perilaku yang
arif dan bijaksana.
Id
merupakan energi psikis dan naluri yang menekan manusia agar memenuhi kebutuhan
dasar seperti misalnya kebutuhan: makan, seks, menolak rasa sakit atau tidak
nyaman. Menurut freud, id berada di alam sadar, tidak ada kontak dengan
realitas. Cara kerja id berhubungan dengan prinsip kesenangan, yakni selalu
mencari kenikmatan dan selalu menghindari
ketidaknyaman.
Bisa
dibayangkan betapa mengerikan dan membahayakannya seandainya diri kita terdiri dari id semata. Seorang
anak yang berkembang, belajar bahwa ia tidak berperilaku sesukanya dan harus
mengikuti aturan yang ditetaapkan orang tuanya. Seorang anak yang ingin
memenuhi tuntutan dan keinginan yang kuat dari suatu realitas, akan membentuk
struktur kepribadian yang baru, yaitu ego.
Ego
terperangkap diantara dua kekuatan yang bertentangan dan dijaga serta patuh pada
prinsip realitas dengan mencoba memenuhi kesenangan individu yang dibatasi oleh
realitas.
Dalam
teori freud ini beliau tidak mengatakan tentang nilai baik buruk akan tentang
yang ada di id, ia hanya menjelaskan id itu keinginan yang selalu mencari
kesenangan dan menghindari dari ketidaknyaman. Jadi id disini lebih bersifat
egonisme, jika tidak ada ego dan superego yang membatasi akan buruk jadinya
bagi individu itu.
Silahkan berkomentar dengan sopan dan beradab :D
ConversionConversion EmoticonEmoticon